Bahwasemua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya dan adapula lebih ditentukan oleh pembawaannya. Nativisme mengatakan bahwa pendidikan tidak bisa mengubah pembawaan. Bila dilihat dari kedua teori yang bertentangan satu dengan yang lainnya. Kita membicarakan hal yang sangat penting dalam psikologi dan sangat erat hubungannya dengan ilmu pendidikan, yaitu suatu pembawaan dan pembawaan ini adalah soal yang sangat tidak mudah dan dengan demikian memerlukan penjelasan, dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia tergantung pada pembawaan ataukah lingkungan atau dengan kata lain perkembangan anak muda hingga menjadi dewasa, faktor-faktor yang menentukan itu, kadang-kadang yang dibawa dari keturunan, pembawaan ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan ada beberapa Aliran NativismeAliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Pendidikan tidak bisa mengubah sifat-sifat pembawaan. Salah satu perbedaan dasar individu adalah latar belakang hereditas masing-masing individu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewaris atau pemindah biologis, karakteristik individu dari pihak orang Aliran EmpirismeAliran ini mempunyai pendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa, itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya. Sejak atau oleh pendidik dan pengalamannya sejak kecil, manusia dapat dididik apa saja/kearah yang lebih yang baik maupun kearah yang teori ini dalam lapangan pendidikan menimbulkan pandangan yang otomistis yang memandang bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk membentuk pribadi manusia. Teori ini sering disebut dengan โ€œTabularasaโ€ yang memandang bahwa keturunan itu mempunyai Hukum KonvergensiHukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Kedua hal tersebut itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kiranya hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia, hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan perkembangan manusia itu bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi iya memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk. Proses perkembangan manusia tidak hanya oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan dan Keturunana. KeturunanKita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebutdiwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Yaitu ada dua syarat v Persamaan sifat atau ciri-ciri, danv Ciri-ciri ini harus menurun melaui sel-sel juga sifat-sifat itu diwarisi dari nenek moyang atau Pembawaan1. Agar lebih jelas lagi pengertian kita tentang keturunan dan bagaimana hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dengan pembawaan, inilah uraiannya, dapat kita katakan bahwa yng dimaksud dengan pembawaan ialah semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat atau bakat terkandung dalam sel-benih kiem-cel, yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan aanleg.2. Struktur PembawaanDisamping kita memahami bahwa pembawaan yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tidak dapat kita amati, jadi belum dapat dilihat sebelum pembawaan itu menyatakan diri dalam perwujudannya dari potential ability menjadi actual ability, kita hendaklah selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan potensi-potensi itu seperti potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata, intelijensi yang baik dan lain-lain merupakan struktur pembawaan Di muka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai yang dibawa anak sejak lahir adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang akan terus berkembang hingga mencapai Pembawaan dan BakatSebenarnya kedua istilah itu โ€“ pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya. Umumnya dalam psikologi kita dapti kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian, yaitu pembawaan aanleg. Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut di atas dapat digunakan sama-sama dengan maksud sama Macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunana. Perlu pula kiranya kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan berikut 1. Pembawaan jenis Tiap-tiap manusia biasa diwaktu lainnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelijensinya, ingatannya dan sebagainya semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas, dan berbeda dengan jenis-jenis makhluk Pembawaan RasDalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai Pembawaan Jenis KelaminSetiap manusia yang normal sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin Pembawaan PerseoranganKecuali pembawaan-pembawaan terebut diatas, tiap orang sendiri-sendiri individu memiliki pembawaan yang bersifat individual pembawaan perseoranganyang tipikal, banyak ditentukan oleh keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis dan pembawaan Konstitusi tubuh termasuk didalamnya motorik, seperti sikap badan, sikap berjalan, air muka, gerakan Cara bekerja alat-alat indra ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis perangsang tertentu yang mirip dengan kesukaan yang dimilikioleh ayah atau Sifat-sifat ingatan dan kesanggupan Tipe-tipe perhatian, intelijensi kosien IQ serta tipe-tipe intelijensi. v Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang Tempo dan ritme perkembangan ingat pelajaran psikologi perkembanganLingkungan environmentMacam-macam lingkungan dan bagaimana individu berinteraksi dengan Macam-macam lingkungan Lingkungan environment ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali Sertain lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut 1 Lingkungan alam/luar eksternal or physical environment2 Lingkungan dalam internal environment, dan3 Lingkungan sosial/masyarakat social environmentv Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan?Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik khas.Dari rumusan /definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam 1 Individu bertentangan dengan lingkungannya,2 Individu menggunakan lingkungannya,3 Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan4 Individu menyesuaikan diri dengan itu senantiasa berusaha untuk โ€œ menyesuaikan diri โ€œ dalam arti luas dengan arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti 1 Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan penyesuaian autoplastis2 Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan diri penyesuaian diri semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya dan adapula lebih ditentukan oleh mengatakan bahwa pendidikan tidak bisa mengubah pembawaan. Bila dilihat dari kedua teori yang bertentangan satu dengan yang kesimpulan dapat dikatakan jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun temurun oleh aktifitas atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu berkembang menjadi ada teori konvergensi yang merupakan teori gabungan baik pembawaan maupun pengalaman lingkungan mempunyai peranan penting di dalam perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor bawaan sejak lahir endogen. Kita membicarakan hal yang sangat penting dalam psikologi dan sangat erat hubungannya dengan ilmu pendidikan, yaitu suatu pembawaan dan pembawaan ini adalah soal yang sangat tidak mudah dan dengan demikian memerlukan penjelasan, dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia tergantung pada pembawaan ataukah lingkungan atau dengan kata lain perkembangan anak muda hingga menjadi dewasa, faktor-faktor yang menentukan itu, kadang-kadang yang dibawa dari keturunan, pembawaan ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan ada beberapa Aliran NativismeAliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Pendidikan tidak bisa mengubah sifat-sifat pembawaan. Salah satu perbedaan dasar individu adalah latar belakang hereditas masing-masing individu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewaris atau pemindah biologis, karakteristik individu dari pihak orang Aliran EmpirismeAliran ini mempunyai pendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa, itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya. Sejak atau oleh pendidik dan pengalamannya sejak kecil, manusia dapat dididik apa saja/kearah yang lebih yang baik maupun kearah yang teori ini dalam lapangan pendidikan menimbulkan pandangan yang otomistis yang memandang bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk membentuk pribadi manusia. Teori ini sering disebut dengan โ€œTabularasaโ€ yang memandang bahwa keturunan itu mempunyai Hukum KonvergensiHukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Kedua hal tersebut itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kiranya hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia, hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan perkembangan manusia itu bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi iya memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk. Proses perkembangan manusia tidak hanya oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan dan Keturunana. KeturunanKita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebutdiwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Yaitu ada dua syarat v Persamaan sifat atau ciri-ciri, danv Ciri-ciri ini harus menurun melaui sel-sel juga sifat-sifat itu diwarisi dari nenek moyang atau Pembawaan1. Agar lebih jelas lagi pengertian kita tentang keturunan dan bagaimana hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dengan pembawaan, inilah uraiannya, dapat kita katakan bahwa yng dimaksud dengan pembawaan ialah semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat atau bakat terkandung dalam sel-benih kiem-cel, yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan aanleg.2. Struktur PembawaanDisamping kita memahami bahwa pembawaan yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tidak dapat kita amati, jadi belum dapat dilihat sebelum pembawaan itu menyatakan diri dalam perwujudannya dari potential ability menjadi actual ability, kita hendaklah selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan potensi-potensi itu seperti potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata, intelijensi yang baik dan lain-lain merupakan struktur pembawaan Di muka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai yang dibawa anak sejak lahir adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang akan terus berkembang hingga mencapai Pembawaan dan BakatSebenarnya kedua istilah itu โ€“ pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya. Umumnya dalam psikologi kita dapti kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian, yaitu pembawaan aanleg. Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut di atas dapat digunakan sama-sama dengan maksud sama Macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunana. Perlu pula kiranya kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan berikut 1. Pembawaan jenis Tiap-tiap manusia biasa diwaktu lainnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelijensinya, ingatannya dan sebagainya semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas, dan berbeda dengan jenis-jenis makhluk Pembawaan RasDalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai Pembawaan Jenis KelaminSetiap manusia yang normal sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin Pembawaan PerseoranganKecuali pembawaan-pembawaan terebut diatas, tiap orang sendiri-sendiri individu memiliki pembawaan yang bersifat individual pembawaan perseoranganyang tipikal, banyak ditentukan oleh keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis dan pembawaan Konstitusi tubuh termasuk didalamnya motorik, seperti sikap badan, sikap berjalan, air muka, gerakan Cara bekerja alat-alat indra ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis perangsang tertentu yang mirip dengan kesukaan yang dimilikioleh ayah atau Sifat-sifat ingatan dan kesanggupan Tipe-tipe perhatian, intelijensi kosien IQ serta tipe-tipe intelijensi. v Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang Tempo dan ritme perkembangan ingat pelajaran psikologi perkembanganLingkungan environmentMacam-macam lingkungan dan bagaimana individu berinteraksi dengan Macam-macam lingkungan Lingkungan environment ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali Sertain lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut 1 Lingkungan alam/luar eksternal or physical environment2 Lingkungan dalam internal environment, dan3 Lingkungan sosial/masyarakat social environmentv Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan?Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik khas.Dari rumusan /definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam 1 Individu bertentangan dengan lingkungannya,2 Individu menggunakan lingkungannya,3 Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan4 Individu menyesuaikan diri dengan itu senantiasa berusaha untuk โ€œ menyesuaikan diri โ€œ dalam arti luas dengan arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti 1 Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan penyesuaian autoplastis2 Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan diri penyesuaian diri semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya dan adapula lebih ditentukan oleh mengatakan bahwa pendidikan tidak bisa mengubah pembawaan. Bila dilihat dari kedua teori yang bertentangan satu dengan yang kesimpulan dapat dikatakan jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun temurun oleh aktifitas atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu berkembang menjadi ada teori konvergensi yang merupakan teori gabungan baik pembawaan maupun pengalaman lingkungan mempunyai peranan penting di dalam perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor bawaan sejak lahir endogen. Read More......
Creativesummary ;factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam pendidikan (sd/mi & smp/mts). Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Factor fisik yaitu factor yang berhubungan dengan kondisi manusia.
intelektual individu ini terjadi perbedaan pendapat di antara penganut psikologi. Kelompok psikometrika radikal berpendapat bahwa perkembangan intelektual individu sekitar 90% ditentukan oleh faktor hereditas dan pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan, hanya memberikan kontribusi sekitar 10% saja. Sebaliknya, kelompok penganut pedagogis radikal amat yakin bahwa inteverensi lingkungan, 15 Gardner Howard, Kecerdasan Majemuk, Batam Interaksara, 2003, h. 32. 16 termasuk pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%, sedangkan hereditas hanya memberikan kontribusi 15-20% terhadap perkembangan intelektual individu. Tanpa mempertentangkan kedua kelompok radikal itu, perkembangan intelektual sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor dan dua faktor utamanya, yaitu hereditas dan Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan berikut ini a. Faktor Hereditas / Faktor Pembawaan Genetik Pembawaan ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir. Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelegensi dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak tergantung factor gen mana ayah atau ibu yang dominant memepengaruhinya pada saat terjadinya โ€œkonsepsiโ€ individu. Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan, tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan. b. Faktor Gizi Kadar gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan inteligensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang. Seandainya terjadi kekurangan pemberian makanan yang bergizi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan akan tehambat, terutama perkembangan otaknya atau mentalnya. Apabila otak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara normal, maka fungsinya pun akan kurang normal pula akibatnya anak menjadi kurang cerdas pula. c. Faktor Kematangan 17 Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi RemajaPerkembangan Peserta Didik., h. 33. Piaget seorang psikologi dari Swisss membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan intelektual yaitu 1 Periode sensori motorik 0-2 tahun 2 Periode pra opersional 2-7 tahun 3 Periode operasional konkrit 7-11 tahun 4 Periode operasional formal 11 tahun ke atas Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti faktor kematangan mempengaruhi struktur intelektual. Yaitu kemampuan menganalisis memecahkan suatu permasalahan yang rumit dengan d. Faktor Pembentukkan Pembentukan dapat diartikan sebagai segala keadaan diluar diri sesorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah dan pembentukan tidak sengaja pengaruh alam sekitar. e. Faktor Kebebasan Psikologis Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi. Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya berkembang dengan baik. Anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan pola pikir. Mereka bebas memilih cara metode tertentu dalam memecahkan ini memiliki sumbangan yang erarti dalam perkembangan intelektual. f. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas Minat mengarahkan perbuatan manusia kepada suatu tujuan yang hendak di capai dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Dari dorongan untuk berinteraksi dengan dunia luar, lama kelamaan timbulah minat terhadap sesuatu. Segala yang ia minati akan mendorongnya untuk melakukan lebih giat dan lebih baik lagi. 18 g. Faktor Lingkungan Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi perkembangan intelektual anak, yaitu keluarga dan sekolah. 1 Keluarga Inteverensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk bepikir. Cara-cara yang digunakan, misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alaat-alat yang dapat mengembangakan daya kreativitas anak. Memberi kesempatan atau pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orang tua. 2 Sekolah Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangaan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa perkembangan intelektual anak terletak ditangannya. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut a Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. b Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. c Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup. d Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan Menurut Andi Mappiare dalam buku karangan Sunarto dan Hartono ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual antara lain 19 a. Bertambahnya informasi Ketika manusia mendapatkan informasi baru, informasi tersebut akan disimpan di dalam otak sehingga kecerdasannya pun bertambah dan dapat berpikir reflektif. b. Banyaknya pengalaman dan latihan dalam memecahkan masalah. Hal ini akan melatih manusia agar dapat berpikir secara proporsional. c. Adanya kebebasan berpikir Adanya kebebasan berpikir, faktor ini membuat manusia berani untuk menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak dalam menyelesaikan masalah serta menarik kesimpulan dengan Tiga kondisi di atas sesuai dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan inteligensi, yakni a. Fungsi inteligensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis. b. Bertambahnya usia menyebabkan berkembangnya struktur inteligensi baru, sehingga pengaruh pula terhadap terjadinya perubahan kualitatif. Berdasarkan pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam seperti 20 Sunarto, Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta PT Asdi Mahasatya, 2006, h. 106. hereditas/gen, gizi, kematangan, pembentukan, kebebasan psikologis seta minat dan pembawaan yang khas. Sedangkan faktor dari luar yitu lingkungan keluarga dan sekolah. Jadi tidak hanya faktor hereditas/gen pembawaan, tetapi juga faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkat intelektual seseorang. Semua faktor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk menentukan inteligensi atau tindakan seorang anak, kita tidak dapat hanya melihat satu faktor. Faktor-faktor tersebut menentukan perbedaan inteligensi seseorang. Inteligensi ini bukan hanya kecerdasan intelektual semata, namun semua kecerdasan-kecerdasan yang lain yang ada dalam diri setiap manusia. Kecerdasan-kecerdasan tersebut adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Kecerdasan ini pula memiliki bebagai kelebihan dan saling menunjang satu sama lain. B. Child Abuse Kekerasan Pada Anak Dalam Keluarga

Faktorpembawaan (herditas), merupakan factor yang mempengaruhi perilaku individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik yang dimiliki individu sejak konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan pihak orang tua melalui gen-gen.

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemben-tukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sangat populer, yakni aliran Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi. Aliran Nativisme berpandangan bahwa yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi Tokoh utama aliran ini ialah Arthur Schopenhauer 1788-1860 seorang filosof Jerman. Ia menganut aliran filsafat nativisme, dikenal juga dengan aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Karena penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh sama Berdasarkan pandangan tersebut di atas maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh peserta didik sendiri. Bagi nativisme lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Perkembangan anak merupakan hasil perubahan dari sifat-sifat pembawaan itu sendiri. Secara ekstrem dapat dikatakan bahwa paham ini tidak mempercayai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan anak. Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme dengan tokoh utamanya adalah John Locke. Doktrin aliran empirisme yang amat masyhur adalah โ€œTabula Rasaโ€ sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis atau lembaran kosong. Tabula rasa menekankan pentingnya pengalaman, lingkungan dan pendidikan. Artinya perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada Jika seorang peserta didik memperoleh kesempatan yang memadai untuk belajar ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi, karena ia memiliki pengalaman belajar di bidang politik. Dia tidak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya pemusik Suatu prinsip yang dikemukakan oleh John Locke sebagai konsekuensi dari teorinya tentang tabula rasa adalah bahwa setiap tingkah laku pada dasarnya dipelajari. Karena itu tingkah laku dapat diubah melalui pengalaman baru. Prinsip ini disebut sebagai prinsip behaviour modification modifikasi tingkah laku yang dibuktikan dengan percobaannya sebagai berikut 67Abuddin Nata, Akhlakโ€ฆ, Op. Cit., h. 166 โ€“ 167. 68 Muhibbin Syah, Op. Cit. h. 43-44. 69Ibid., h. 44. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2019 ISSN 101 Diambilnya tiga buah ember. Ember pertama diisi dengan air panas, ember kedua diisi dengan air hangat, sedangkan ember ketiga diisi dengan air dingin. Kemudian orang yang dijadikan percobaan disuruh memasukkan tangan kanannya ke dalam ember yang pertama dan tangan kirinya dimasukkan ke dalam ember ketiga. Kedua tangan itu dimasukkan ke dalam ember yang berbeda secara serempak. Kemudian secara serempak pula kedua tangan itu dikeluarkan dari kedua ember semula dan dimasukkan ke dalam ember kedua yang berisi air hangat secara sempak pula. Maka, tangan kanannya merasa sejuk dan tangan kirinya merasa hangat, padahal kedua tangan itu berada dalam ember yang sama. Terbuktilah bahwa pengalaman masa lalu sangat mempengaruhi persepsi masa kini. Atau dengan adanya pengalaman masa lalu, maka terjadi modifikasi tingkah laku dalam hal ini persepsi.71 Dengan demikian jelaslah pandangan empirisme bahwa pendidikan dan perkembangan anak ditentukan oleh faktor lingkungan, baik melalui pengalaman yang diperolehnya dengan bebas maupun melalui program pendidikan. Sedangkan aliran konvergensi berpandangan bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai dengan pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Dalam proses perkembangannya faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Tokoh utamanya adalah William Stern, dia mengatakan bahwa bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak yang diharapkan. William Stern berkesimpulan bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, William Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan/pengalaman, juga tidak berpegang hanya pada pembawaan tetapi berpegang pada kedua faktor tersebut sama pentingnya. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebalikya, faktor pengalaman tanpa faktor bakat/pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia sesuai yang Untuk lebih kongkritnya dapat diambil sebuah contoh seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak di atas kedua kakinya, tetapi apabila 71Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi Cet. III; Jakarta Bulang Bintang, 1991, h. 33. 72Ibid., h. 98-99. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2019 ISSN 102 anak tersebut tidak hidup di lingkungan masyarakat manusia, misalnya dibuang ke hutan belantara dan tinggal bersama hewan maka bakat yang ia miliki secara turun-temurun dari orang tuanya akan sulit terwujud. Jika ia hidup bersama sekelompok serigala maka ia akan berjalan di atas kedua kaki dan tangannya. Dia akan berjalan dengan merangkak seperti Serigala. Jadi bakat dan pembawaan tidak berpengaruh kalau lingkungan tidak Teori konvergensi membuka kesempatan yang luas bagi terlaksananya pendidikan sebagai pertolongan belajar kepada peserta didik. Alasannya adalah bahwa potensi intelektual yang dimiliki peserta didik dapat ditumbuhkembangkan melalui proses belajar, meskipun di lain pihak pembawaan peserta didik akan membatasi perkembangan itu. Pendekatan dalam teori konvergensi antara lain melalui pendekatan tingkah laku behavioral, yakni guru dapat menangkap ciri-ciri apakah peserta didik sudah dapat menerima pelajaran atau tidak melalui perilakunya. Tingkah laku itu mencerminkan apakah peserta didik mampu menerima dan memperoses informasi belajar yang diterimanya ataukah tidak. Kalau tidak maka guru dapat mencari informasi apa kendalanya, kemudian menyususn langkah-langkah untuk mengatasinya. Pandangan Islam lebih bercorak konvergensi daripada empiris dan nativis, karena mengakui adanya pengaruh internal berupa keimanan dalam diri dan pengaruh eksternal yang berupa kegiatan sosial dalam Manusia diciptakan oleh Allah swt. selain sebagai hamba juga sebagai penguasa khalifah di atas bumi. Sebagai hamba dan khalifah, manusia telah dibekali kemampuan jasmaniah fisiologis dan rohaniah mental psikologis yang dapat ditumbuhkembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat yang berdaya guna untuk menjalankan tugas pokoknya di atas dunia ini. Namun proses menumbuhkembangkan kemampuan manusia melalui pendidikan tidaklah menjamin akan terbentuknya watak dan bakat seseorang untuk menjadi baik sesuai kehendak pencipta-Nya, mengingat Allah sendiri telah menggariskan bahwa di dalam diri manusia terdapat kecenderungan dua arah, yaitu ke arah perbuatan fisik yang menyimpang dari peraturan dan ke arah ketakwaan yaitu menaati peraturan/perintah Allah swt.,76 seperti firman Allah swt. dalam QS Asy-Syams 91 7-10 sebagai berikut ๏€ผ๏‚ง๏ƒธ๏ƒฟ๏ด๏’๏ต๏ฒ ๏€ค๏ด๏‚๏ต๏ฒ ๏€ค๏น๏ง๏€ฑ๏‚ง๏ฑ๏น๏‚™ ๏ƒ‡๏ƒ๏ƒˆ ๏€ค๏น๏ง๏น๏Š๏ฏ๏ฌ๏ƒน๏€ป๏ฒ๏€ง๏ณ๏ƒน ๏€ค๏น๏ค๏ต๏‚‘๏ฑ๏ƒจ๏ง๏ƒฉ๏ƒบ ๏€ค๏น๏ง๏€ฑ๏ต๏ฑ๏ƒธ๏€ฉ๏ณ๏€ฟ๏ต๏ฒ ๏ƒ‡๏ƒ‘๏ƒˆ ๏ƒด๏‚‰๏ณ๏€ฅ ๏น๏ธ๏ฎ๏€ฝ๏ƒธ๏ƒน๏ฒ๏€ฆ ๏ ๏ด๏‚ ๏€ค๏น๏ง๏€ธ๏‚ฉ๏€ฎ๏น๏‚— ๏ƒ‡๏ƒ’๏ƒˆ ๏ƒด๏‚‰๏ณ๏€ฅ๏ต๏ฒ ๏บ๏€พ๏€ฅ๏ณ๏ป ๏ ๏ด๏‚ ๏€ค๏น๏ง๏€น๏‚ข๏‚™๏น๏‚Š ๏ƒ‡๏ƒŠ๏ƒ‰๏ƒˆ 74Ibid. 75 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Edisi Revisi Cet. II; Jakarta PT Bumi Aksara, 2005, h. 60. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2019 ISSN 103 Terjemahnya Dan jiwa serta penyempurnaannya ciptaannya, Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kejahatan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. QS Asy-Syams [91] 7-10.77 Dengan demikian manusia diberi kemungkinan untuk mendidik diri dan orang lain menjadi sosok pribadi yang beruntung sesuai kehendak Allah melalui berbagai metode ikhtiarnya. Manusia memiliki kebebasan free will untuk menentukan pilihannya melalui usahanya sendiri dan akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang telah diusakannya, sebagaimana dimaksudkan oleh firman Allah swt. dalam QS An-Najm 53 39 sebagai berikut ๏ข๏ฒ๏€ฆ๏ต๏ฒ ๏ฝ๏‚ง๏ƒธ๏‚Š๏‚ฉ๏€น ๏ƒ‡๏ ๏‚ป๏ผ๏‚ก๏“๏๏พ๏ƒ๏€น ๏‚ž๏ท๏ƒŽ๏€ฉ ๏€ค๏ด๏‚ ๏€ด๏ƒ“๏ด๏ƒซ๏น๏‚™ ๏ƒ‡๏ƒŒ๏ƒ’๏ƒˆ Terjemahnya Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. QS An-Najm [53] 39.78 Persoalannya sekarang adalah apakah faktor pembawaan atau bakat yang lebih dominan mempengaruhi manusia ketika memilih ataukah hanya pengaruh lingkungan? Dalam hal ini Islam mengakomodir kedua-duanya, sebagaimana disebutkan dalam QS Ar-Rum 30 30 sebagai berikut ๏ƒณ๏๏ƒ๏€ฅ๏ฒ๏€ง๏ณ๏ƒน ๏น๏€ท๏น๏ง๏ƒด๏Ÿ๏ต๏ฒ ๏ƒˆ๏ƒป๏ƒฏ๏ƒ๏ฅ๏€ค๏€ฃ๏ƒ๏€น ๏€ค๏š๏ƒฟ๏‚‹๏ƒ๏š๏น๏ญ ๏€ด ๏ผ๏Ž๏ด๏‚๏ƒด๏ƒœ๏ƒ๏ƒน ๏‚ซ๏€ก๏€ค๏€ฃ ๏ƒ“๏ƒ‰๏Œ๏‚ฉ๏€น๏€ค๏€ฃ ๏ด๏‚๏ณ๏ƒœ๏ณ๏ƒน ๏ฝ๏‚จ๏€ค๏‚จ๏š๏€น๏€ค๏€ฃ ๏€ค๏ฐ๏ซ๏ƒถ๏‚Ž๏ฎ๏€ฝ๏ด๏ƒฆ ๏€ด ๏‚Ÿ๏ท ๏‚Ÿ๏€๏‚ƒ๏ƒ๏‚‰๏ƒถ๏€ท๏ณ๏€ฟ ๏ƒˆ๏€ฌ๏ƒน๏€ฝ๏น๏ƒœ๏ƒ๏€น ๏‚ซ๏€ก๏€ค๏€ฃ ๏€ด ๏‚š๏‚๏ƒ๏€น๏‚บ๏ณ๏‚Œ ๏ƒš๏ƒบ๏ƒฏ๏ƒ๏ฅ๏€ค๏€ก๏€ค๏€ฃ ๏ƒž๏๏ƒ๏จ๏‚Š๏ณ๏€ฉ๏ƒธ๏€น๏€ค๏€ฃ ๏‚ ๏ƒ†๏ƒ…๏€ณ๏‚ป๏ณ๏€น๏ต๏ฒ ๏ต๏‚Ž๏ณ๏™๏ƒฒ๏€ฒ๏ฒ๏€ฆ ๏ƒ„๏‚จ๏€ค๏‚จ๏š๏€น๏€ค๏€ฃ ๏‚Ÿ๏ท ๏ด๏ข๏ฑ๏ƒŸ๏Š๏ฎ๏€ฝ๏ƒด๏ƒจ๏ด๏‚ƒ ๏ƒ‡๏ƒŒ๏ƒ‰๏ƒˆ Terjemahnya Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam; sesuai fitrah Allah tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. QS Ar-Rum [30] 30.79 Fitrah yang disebutkan pada ayat tersebut di atas berkonotasi kepada paham Nativisme, karena fitrah dalam ayat tersebut bermakna โ€œkejadianโ€ yang di dalamnya berisi potensi dasar beragama yang benar dan lurus addรฎen al-qayyim yaitu Islam. 77 Departemen Agama RI, Al-Qurโ€™an.., Op. Cit., h. 595. 78Ibid., h. 527. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2019 ISSN 104 Potensi dasar ini tidak dapat diubah oleh siapapun atau lingkungan apapun, karena fitrah itu merupakan ciptaan Allah yang tidak akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya dalam tiap pribadi Terdapat berbagai interpretasi tentang makna fitrah yang terdapat dalam QS Ar-Rum 30 30 antara lain 1. Fitrah berarti suci suci jasmani dan rohani. 2. Fitrah berarti Islam dienul Islam. 3. Fitrah berarti mengakui ke-Esa-an Allah at-Tauhid. 4. Fitrah berarti murni al-Ikhlash. 5. Fitrah berarti kondisi penciptaan manusia yang mempunyai kecenderungan untuk menerima kebenaran. 6. Fitrah berarti potensi dasar manusia sebagai alat untuk mengabdi dan maโ€™rifatullah. 7. Fitrah berarti ketetapan atau kejadian asal manusia mengenai kebahagiaan dan kesesatannya. 8. Fitrah berarti tabiat alami yang dimiliki manusia human nature. 9. Fitrah berarti al-Gharizah insting dan al-Munazzalah wahyu dari Allah.81 Dari berbagai pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa fitrah merupakan potensi-potensi dasar manusia yang memiliki sifat kebaikan dan kesucian untuk menerima rangsangan pengaruh dari luar menuju kepada kesempurnaan dan kebenaran. Fitrah manusia bukan satu-satunya potensi manusia yang dapat mencetak manusia sesuai dengan fungsinya, tetapi ada juga potensi lain yang merupakan kebalikan dari fitrah ini, yaitu โ€œnafsuโ€ yang mempunyai kecenderungan pada keburukan dan kejahatan, sebagaimana disebutkan dalam QS Yusuf 12 53 sebagai berikut ๏€ก๏€ค๏ด๏‚๏ต๏ฒ ๏ƒค๏‚—๏ƒŒ๏จ๏‚๏ด๏€ฏ๏ƒฉ๏€ฆ ๏ƒป๏ƒ“๏ƒ…๏‚ค๏ƒธ๏ƒฟ๏ด๏’ ๏€ด ๏‚จ๏ข๏ƒŽ๏€ฉ ๏ฝ๏‚ง๏ƒธ๏ƒฟ๏‚จ๏š๏€น๏€ค๏€ฃ ๏€ธ๏ฏ๏ต๏‚‘๏€ค๏‚จ๏‚๏–๏ป ๏ƒ๏ƒค๏ƒพ๏ฑ๏‚๏‚ก๏€น๏€ค๏€ค๏ƒŽ๏€ฏ ๏‚ž๏ท๏ƒŽ๏€ฉ ๏€ค๏ด๏‚ ๏บ๏๏ƒ๏ญ๏ต๏‚‘ ๏ƒพ๏‚’๏ƒŽ๏ฎ๏€ฑ๏ต๏‚‘ ๏€ด ๏‚จ๏ข๏ƒŽ๏€ฉ ๏‚’๏ƒŽ๏ฎ๏€ฑ๏ต๏‚‘ ๏ƒ–๏‚‘๏ฑ๏ƒ ๏ƒฟ๏ธ๏ƒฎ ๏ƒ—๏Œ๏ƒฌ๏ƒ๏ญ๏‚ง๏‚‘ Terjemahnya Dan Aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan, Karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat 80Muzayyin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Edisi Revisi Jakarta PT Bumi Aksara, 2006, h. 43. 81Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2019 ISSN 105 oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. QS. Yusuf [12] 53.82 Untuk itulah maka fitrah harus tetap dikembangkan dan dilestarikan. Fitrah dapat tumbuh dan berkembang secara wajar apabila mendapat pengaruh yang dijiwai oleh wahyu fitrah al-Munazzalah. Tentu saja hal ini harus didorong dengan pemahaman Islam secara kaffah universal. Semakin tinggi interaksi seseorang kepada Islam, maka semakin baik pula perkembangan Komponen-komponen potensi dasar fitrah meliputi 1. Bakat, yaitu kemampuan pembawaan yang mengacu pada perkembangan kemampuan akademis ilmiah, dan keahlian profesional dalam berbagai bidang kehidupan. Bakat berpangkal dari kemampuan kognisi daya cipta, konasi kehendak, dan emosi rasa. 2. Insting atau gharizah, yaitu suatu kemampuan berbuat tanpa melalui proses belajar mengajar. Misalnya melarikan diri, menolak, ingin tahu, melawan, menonjolkan diri, dan lain-lain. 3. Nafsu dan dorongan-dorongannya drives. Misalnya nafsu lawwamah, egosentris, dan lain-lain. 4. Karakter atau tabiat, yaitu kemampuan psikologis yang dibawa sejak lahir. Karakter berkaitan dengan tingkah laku, moral, sosial yang berkaitan dengan personalitas kepribadian seseorang. 5. Hereditas atau keturunan, merupakan kemampuan dasar yang mengandung ciri-ciri tertentu dari warisan orang tua. 6. Instuisi, merupakan kemampuan psikologis manusia untuk menerima ilham dari Tuhan. Instuisi menggerakkan hati nurani di luar kesadaran akal pikiran, tetapi mengandung makna yang konstruktif bagi kehidupan Dalil-dalil lainnya yang dapat diinterpretasikan untuk mengartikan โ€œfitrahโ€ mengandung kecenderungan yang netral,85 antara lain terdapat dalam QS An-Nahl 16 78 sebagai berikut ๏‚ช๏€ก๏€ค๏€ฃ๏ต๏ฒ ๏Ž๏ƒค๏€ณ๏น๏Ÿ๏ด๏‚๏ƒท๏บ๏ฒ๏€ฆ ๏€ฎ๏ ๏ƒ๏ฉ๏‚ ๏ƒˆ๏ข๏ฑ๏ƒค๏ƒœ๏ƒง๏€ฏ ๏ƒถ๏Ž๏ƒค๏€ณ๏ƒ๏†๏‚ป๏น๏ง๏‚จ๏‚๏ƒฉ๏€ฆ ๏‚Ÿ๏ท ๏‚š๏ฃ๏ฑ๏ƒŸ๏Š๏ฎ๏€ฝ๏ƒท๏ƒจ๏ณ๏€ฟ ๏€ค๏œ๏‚ซ๏ƒธ๏‚‹๏ธ๏‚ฉ ๏‚Ÿ๏€๏น๏ƒจ๏น๏Ÿ๏ต๏ฒ ๏ƒฃ๏Ž๏ƒค๏€ณ๏ณ๏€น ๏น๏ƒฌ๏ƒด๏Š๏‚ก๏‚ก๏€น๏€ค๏€ฃ 82Departemen Agama RI, Al-Qurโ€™an โ€ฆ, Op. Cit., h. 241. 83 Muhaimin dan Abdul Mujib, Op. Cit., h. 22-23. 84Ibid., h. 23-25. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2019 ISSN 106 ๏ด๏‚๏‚ป๏ผ๏ƒ๏ƒถ๏€ฏ๏†๏ป๏€ค๏€ฃ๏ต๏ฒ ๏ฎ๏ฏ๏น๏‚‰๏ƒ๏‚ซ๏ƒธ๏ƒน๏†๏ป๏€ค๏€ฃ๏ต๏ฒ ๏‚  ๏ƒถ๏Ž๏ƒค๏€ณ๏‚ช๏€ฝ๏น๏ƒจ๏ณ๏€น ๏‚š๏ฃ๏ฒ๏ƒฃ๏‚๏ƒค๏€ณ๏ƒด๏‚ฑ๏ณ๏€ฟ ๏ƒ‡๏ƒ๏ƒ‘๏ƒˆ Terjemahnya Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur. QS An-Nahl [16] 78.86 Fadhil al-Jamaly berpendapat bahwa firman Allah tersebut di atas menjadi petunjuk bahwa manusia harus melakukan usaha pendidikan pada aspek eksternal mempengaruhi dari luar diri anak dan kemampuan dalam diri anak internal yang bersumber dari fitrah, maka pendidikan secara operasional bersifat hidayah menunjukkan.87 Menurut peneliti fitrah tidaklah netral terhadap pengaruh dari luar, karena potensi yang terkandung di dalamnya secara dinamis mengadakan reaksi respon terhadap pengaruh dari luar. Atau dengan kata lain bahwa dalam proses perkembangannya terjadilah interaksi saling mempengaruhi antara fitrah dan lingkungan sekitar sampai akhir hayat manusia. Dalam pandangan Islam teori nativisme, empirisme, dan konvergensi diakui keberadaannya, tetapi Islam lebih bercorak konvergensi, dengan pandangannya yang mengatakan bahwa semakin tinggi interaksi seseorang terhadap Islam maka semakin baik perkembangan fitrahnya dan semakin rendah interaksi seseorang dengan Islam maka semakin rendah pula perkembangan fitrahnya. Perbedaan ketiga teori tersebut dengan Islam menurut peneliti terletak pada potensi psikologis dan nuansa ilahiahnya. Iman Abdul Mukmin Saโ€™duddin berpendapat bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi pembentukan akhlak adalah adat atau kebiasaan, sifat keturunan, dan lingkungan. Sifat keturunan berperan mensuplai macam-macam insting, kecenderungan dan kegemaran. Lingkungan membawa insting yang sudah stabil itu cenderung kepada kebaikan atau keburukan. Dalam hal ini agar cenderung kepada kebaikan, mesti ada upaya praktik terus-menerus hingga menjadi adat atau kebiasaan yang sulit Menurut Iman Abdul Mukmin Saโ€™aduddin proses terjadinya akhlak ada 5 lima fase, yaitu Pertama; ide, yaitu kata hati atas suatu kecenderungan. Kedua; kecenderungan, yaitu tertujunya seseorang kepada salah satu ide yang tergambar dalam hati dan ingin mencapainya. Jika salah satu kecenderungan 86 Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 275. 87Fadhil al-Jamaly dalam Muzayyin Arifin, Loc. Cit. 88Iman Abdul Mukmin Saโ€™aduddin, op. cit., h. 40 โ€“ 41. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2019 ISSN 107 mengalahkan kecenderungan-kecenderungan lainnya maka kecenderungan itu menjadi harapan. Ketiga; Harapan, yaitu menangnya salah satu kecenderungan atas semua kecenderungan dalam hati seseorang. Jika harapan itu telah dipertimbangkan dengan matang dan membulatkan tekad kepadanya maka harapan ini menjadi suatu keinginan. Keempat; keinginan, yaitu sifat diri yang telah membulatkan tekad terhadap salah satu harapan untuk dapat dibuktikan. Kelima; adat, yaitu keinginan yang dilakukan secara berulang-ulang dan lahir dari dalam dengan spontan. Adat inilah yang disebut Sedangkan H. A. Mustofa berpendapat bahwa setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak yang timbul dari kejiwaan. Walaupun panca indra kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan yang menjadi dasar seseorang melakukan tindakan, yakni insting, pola dasar bawaan turunan, lingkungan, kebiasaan, kehendak, dan Sementara itu Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga berpendapat bahwa ada 4 empat faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak, yaitu insting naluri, adat kebiasaan, keturunan, dan Yatimin Abdullah mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak, yakni insting naluri, pola dasar bawaan, nafsu, adat kebiasaan, lingkungan, kehendak dan Dari berbagai pandangan tentang faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak maka peneliti sependapat dengan Abu Ahmadi yang menyimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor biologis dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial
Faktorfaktor yang mempengaruhi belajar yang telah dikemukakan di atas tidaklah lepas satu sama lain, melainkan sebagai suatu keseluruhan (suatu kompleks) mendorong belajar mahasiswa. Dari berbagai pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan kampus yang merupakan tempat mahasiswa berinteraksi dengan dosen, karyawan, dan
PEMBAWAAN, KETURUNAN, DAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Muhammad Fathurrohman Guru Sang Dewo SMPN 2 Pagerwojo & Akademisi UIN Maliki Malang A. Pengantar Pendidikan adalah sebuah aktivitas manusia yang memiliki maksud mengembangkan individu sepenuhnya. Islam merupakan agama yang sangat menekankan pendidikan bagi manusia. Hal itu terbukti dengan adanya banyak hadits dan ayat al-Qurโ€™an yang menunjukkan tentang pendidikan. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bersumber dari al-Qurโ€™an dan al Hadits sebagai sumber utama agama Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang digunakan untuk membina manusia dari kecil sampai mati. Karena pendidikan Islam merupakan pendidikan seumur hidup, maka perlu dibedakan antara pendidikan orang dewasa dan pendidikan anak-anak. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang memperhatikan perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu, Akhyak mengatakan dalam bukunya, pendidikan yang tidak berorientasi pada perkembangan kejiwaan akan mendapatkan hasil yang tidak maksimal, bahkan bisa membawa kepada kefatalan anak, karena anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan irama dan ritme perkembangan kejiwaan anak. Masing-masing periode perkembangan anak memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi anak secara baik tanpa ada hambatan. Dalam implementasi pendidikan anak, guru dan orang tua memiliki keharusan untuk memperhatikan periodisasi perkembangan psikis anak. Menurut Kohntamn, anak memiliki periodisasi perkembangan psikologis, yaitu masa vital 0- 2 tahun, masa estetis 2-7 tahun, masa intelektual 7-13 tahun, masa sosial 13/14 -20/21 tahun. Masa vital ini dimulai dengan kelahiran anak. Bayi lahir dalam keadaan yang sangat lemah. Ia tidak akan mampu hidup terus tanpa bantuan orang lain. Manusia lain terutama ibunya, akan membantu bayi yang baru lahir itu untuk dapat hidup terus. Jadi bayi, begitu juga setiap orang, memerlukan orang lain. Dengan perkataan lain, dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lain. Dari berbagai statement di atas, dapat dikatakan bahwa dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia dipengaruhi oleh faktor hereditas atau keturunan, pembawaan, dan juga lingkungan. Kebanyakan referensi yang ada dalam ilmu psikologi, baik psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan bahkan psikologi umum, adalah teori-teori barat tentang hereditas, pembawaan dan lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan individu. Sebenarnya Islam sendiri juga mempunyai teori tentang hal tersebut. Hanya saja teori yang ada dalam Islam tidak tersusun rapi dan masih tercecer di sana-sini. Maka dari itu, penulis berusaha mengumpulkan teori dari Islam untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai pandangan Islam mengenai pembawaan, keturunan dan lingkungan. Untuk itu penulis akan menyusun sebuah tulisan yang berjudul โ€œPembawaan, Keturunan, dan Lingkungan dalam Perspektif Islamโ€ yang penulis kumpulkan dari berbagai referensi yang ada. B. Keturunan, Pembawaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Psikologi Secara Umum Hereditas adalah kecenderungan untuk berkembang mengikuti pola-pola tertentu, seperti kecenderungan untuk berjalan tegak, kecenderungan bertambah besar, kecenderungan untuk menjadi orang yang lincah. Kecenderungan ini tidak hanya terdapat selama masa kanak-kanak, melainkan tetap ada pada diri kita selama kita masih hidup. Akan tetapi, kecenderungan tersebut tidak akan terwujud menjadi kenyataan, jika tidak mendapatkan kesempatan atau rangsangan dari luar untuk berkembang. Lingkungan nyaris selalu memodifikasi dengan potensi bawaan dan itu berlangsung sepanjang anak manusia. Namun perkembangan tidak hanya ditentukan lingkungan atau faktor genetis saja. Karena itu dapat dikatakan bahwa faktor hereditas atau genetis bukan merupakan prediktor yang pasti tentang potensi yang dimiliki oleh seorang anak. Demikian juga lingkungan, lingkungan juga tidak bisa mendominasi dalam hal perkembangan seorang anak manusia. Berikut ini akan penulis bahas mengenai pendapat para filosof tentang perkembangan manusia. Aliran Empirisme Empirisme berasal dari bahasa latin. Asal katanya empiricus yang berarti pengalaman. Aliran ini dinamakan aliran โ€œtabula rasaโ€ yang artinya meja berlapis lilin yang belum ada tulisan di atasnya atau batu tulis kosong atau lembaran kosong. Maka bisa dikatakan bahwa seseorang yang lahir itu ibarat kertas kosong yang belum ditulisi apa-apa. Pendidikan sepenuhnya diserahkan pada lingkungan. Perkembangan seseorang tergantung pada pengalaman-pengalaman, lingkungan dan pendidikan yang diperoleh dalam kehidupannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Oleh karena itu, aliran ini dinamakan aliran optimis dalam pendidikan. Tokoh perintis pandangan ini adalah John Lock 1704-1832 seorang filsuf Inggris yang mengembangkan teori โ€œTabula Rasaโ€. Menurut pandangan empirisme pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman yang tentunya sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, lingkungan masyarakat dan keluarga telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu perilaku dan masa depan seorang siswa. Aliran empirisme ini dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan. Padahal dalam kenyataannya banyak anak yang berhasil karena berbakat meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Aliran Nativisme Nativisme berasal dari bahasa latin nativius yang berarti terlahir. Seseorang berkembang berdasarkan apa yang dibawanya dari lahir. Pendidikan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perkembangan seseorang. Aliran ini konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam. Pelopornya, Schoupenhauer 1788-1880, filosof berkebangsaan Jerman. Ia berpendapat mendidik ialah membiarkan seorang tumbuh berdasarkan pembawaannya. Jadi bisa dikatakan bahwa hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Atau dengan kata lain, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas adalah bahwa dalam diri individu terdapat suatu โ€œintiโ€ pribadi yang mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemampuan bebas. Pada perkembangan selanjutnya, aliran ini masih cukup berpengaruh di kalangan para ahli, namun tidak semutlak dulu. Aliran Naturalisme Naturalisme berasal dari bahasa latin nature yang berarti alam, tabiat dan pembawaan. Ciri utama aliran ini yakni dalam mendidik seseorang kembalilah kepada alam agar pembawaan seseorang yang baik tidak dirusak oleh pendidik. Dengan kata lain, pembawaan yang baik supaya berkembang secara spontan. Tokoh aliran ini adalah JJ Rousseau. Ia menyatakan bahwa faktor-faktor alamiah mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Aliran ini dapat dinamakan megativisme, yaitu aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang, karena ia dilahirkan dengan pembawaan yang baik. Pendidikan hendaknya dimulai dengan mempelajari perkembangan anak agar pembawaannya yang baik tidak dirugikan. Jadi menurut aliran ini, pendidikan yang benar adalah pendidikan yang sesuai dengan pembawaan manusia masing-masing. Contohnya anak seorang musisi mestinya sekolah pada jurusan seni musik, bukan jurusan kedokteran. Aliran Konvergensi Konvergensi berasal dari bahasa Inggris Convergency yang berarti pertemuan pada satu titik. Aliran ini mempertemukan atau mengawinkan dua aliran yang berlawanan di atas; antara nativisme dan empirisme. Perkembangan seseorang tergantung pada pembawaan dan lingkungannya. Pembawaan seseorang baru berkembang karena mendapat pengaruh dari lingkungan. Hendaknya para pendidik dapat menciptakan suatu lingkungan yang tepat, cukup kaya atau beraneka ragam agar pembawaan dapat berkembang semaksimal mungkin. Tokoh utama aliran ini adalah William Stern 1871-1938, seorang filosof dan psikolog dari Jerman. Penganut teori ini berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang. Jadi pada intinya, pembawaan atau hereditas saja tidak cukup untuk mengembangkan manusia dengan potensial. Sedangkan lingkungan saja tidak berarti apa-apa untuk mengembangkan manusia sesuai dengan harapan yang diinginkan Jadi pada intinya teori konvergensi Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan. Berdasarkan uraian di atas mengenai aliran-aliran yang berhubungan dengan proses perkembangan manusia, penulis berkesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan manusia ada dua macam, antara lain Faktor intern, faktor yang ada dalam anak itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada di luar diri anak tersebut, yaitu lingkungan pendidikan dan pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.. Apabila kedua faktor ini ada pada anak didik, maka anak didik akan mudah untuk menerima pendidikan dan mampu mewujudkan tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan, yaitu menjadi insan kamil yang selanjutnya mampu menjalankan tugasnya sebagai manusia. C. Keturunan, Pembawaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Islam Islam menjelaskan bahwa keturunan, pembawaan dan lingkungan mempunyai pengaruh yang bersama-sama dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Kalau dalam teori psikologi umum itu istilahnya adalah konvergensi yang memadukan antara nativisme dengan empirisme, antara pembawaan atau keturunan dengan lingkungan. Sedangkan dalam Islam mempunyai istilah teori fitrah. Dalam pembahasan berikut akan penulis jelaskan mengenai teori fitrah Secara etimologis, kata fiลฃrah yang berasal dari berarti โ€œciptaanโ€ atau โ€œpenciptaanโ€. Disamping itu, kata fiลฃrah juga berarti sebagai โ€œsifat dasar atau pembawaanโ€, berarti pula โ€œpotensi dasar yang alami atau natural dispositionโ€œ, pengetahuan tentang Tuhannya. Dari keterangan etimologi di atas, apabila seorang bayi berkembang biak dengan sendirinya tanpa pengaruh apa-apa, maka tentu ia akan memilih jalan iman dalam tingkatan ihsan, karena ia memang tercipta di atas karakter yang siap untuk menerima syaraโ€™. Dengan demikian, fiลฃrah adalah sifat dasar atau potensi pembawaan yang berupa ketauhidan atau keislaman yang diciptakan oleh Allah sebagai dasar dari suatu proses penciptaan. Kata fiลฃrah tersebut diisyaratkan dalam firman Allah SWT, sebagai berikut ููŽุฃูŽู‚ูู…ู’ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽูƒูŽ ู„ูู„ุฏู‘ููŠู†ู ุญูŽู†ููŠูู‹ุง ููุทู’ุฑูŽุฉูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ููŽุทูŽุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู„ูŽุง ุชูŽุจู’ุฏููŠู„ูŽ ู„ูุฎูŽู„ู’ู‚ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู ุงู„ู’ู‚ูŽูŠู‘ูู…ู ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ 30 Artinya Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Fitrah menurut Mujahid, sebagaimana yang dikutip al-Thabari adalah Islam. Sehingga dapat dipahami bahwa fitrah manusia dalam ayat di atas dikaitkan dengan agama, hal itu karena manusia pernah mengadakan perjanjian dengan Allah, bahwa manusia menerima Allah sebagai Tuhan yang patut untuk disembah. Sebagaimana keterangan dalam al-Qurโ€™an โ€ฆุฃูŽู„ูŽุณู’ุชู ุจูุฑูŽุจู‘ููƒูู…ู’ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ุจูŽู„ูŽู‰ ุดูŽู‡ูุฏู’ู†ูŽุงโ€ฆ ..Bukankah Aku Ini Tuhanmu?โ€ mereka menjawab โ€œBetul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksiโ€ฆ Al-Aโ€™raf/7172 Dengan demikian, telah jelas bahwa fitrah manusia adalah mempercayai Allah sebagai Tuhan. Fitrah tersebut memberikan arti bahwa manusia mempunyai potensi aktualisasi sifat-sifat Allah ke dalam diri manusia. Walaupun al-Qurโ€™an telah menginformasikan tentang besarnya potensi fitrah terhadap perkembangan individu sejak 14 abad yang lalu, namun hal ini tidak sama dengan konsep konvergensi yang dikemukakan oleh William Sterm. Al-Qurโ€™an dalam ayat di atas menjelaskan dengan sangat jelas, bahwa potensi yang dimiliki oleh manusia dan dibawa sejak lahir itu adalah potensi keagamaan, namun teori konfergensi tidak menjelaskan mengenai jenis potensi yang dibawa. Terlebih lagi konsep tabula rasa yang menganggap bahwa manusia itu lahir dengan tanpa membawa apa-apa atau kosong, bahkan bagaikan kertas putih. Konsep ini sungguh tidak cocok dengan konsep pendidikan Islam yang menganggap manusia lahir ke dunia membawa potensi berupa fitrah Islam. Dan pendidikan Islam bertugas untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia tersebut, karena potensi yang diberikan Allah tersebut pada akhirnya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Hadits Nabi juga menguatkan bahwa manusia mempunyai potensi dasar yang berupa potensi fithrah ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุจูŽุง ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ู…ูŽูˆู’ู„ููˆุฏู ุฅูู„ู‘ูŽุง ูŠููˆู„ูŽุฏู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ููุทู’ุฑูŽุฉู ููŽุฃูŽุจูŽูˆูŽุงู‡ู ูŠูู‡ูŽูˆู‘ูุฏูŽุงู†ูู‡ู ูˆูŽูŠูู†ูŽุตู‘ูุฑูŽุงู†ูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ูŠูู…ูŽุฌู‘ูุณูŽุงู†ูู‡ู Artinya Sesungguhnya Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda tidak seorang anak dilahirkan kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan yahudi, nasrani atau majusi. Hadits di atas memberikan isyarat bahwa manusia mempunyai potensi dasar baik karena faktor keturunan maupun pembawaan. Akan tetapi pengembangan potensi dasar yang dimiliki oleh manusia itu dilakukan dengan pendidikan, karena potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan sendirinya melainkan membutuhkan lingkungan yang kondusif dan edukatif. Karena sebagaimana diutarakan Al-Maraghi, yang dikutip Erwati Aziz, bahwa fitrah yang telah diberikan Allah itu tidak akan berubah atau menyimpang kecuali oleh ajaran dan didikan yang datang dari luar, seperti yang dilakukan oleh orang tua dan guru. Maka dari itu, pengembangkan potensi harus dilakukan dengan cara manusia mengikuti pendidikan dan pelatihan, terutama pendidikan Islam. Hadits tersebut juga menyatakan bahwa lingkungan mempunyai porsi dalam perubahan dan pengembangan potensi. Jika anak berada dalam lingkungan yang tidak kondusif maka pengembangan potensi juga tidak akan maksimal atau bahkan pengembangan potensi tersebut mengarah ke arah negatif. Pengembangan potensi hendaklah dilakukan dengan penanaman nilai-nilai keislaman, agar manusia bisa mengingat janjinya yang diucapkan kepada Allah ketika zaman azali dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yang dikemukakan al-Ghazali yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencari kedudukan, kemegahan dan kegagahan atau mendapatkan kedudukan yang menghasilkan uang. Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan mendekatkan diri pada Allah, akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian dan permusuhan. Dalam pengembangan potensi fitrah dengan cara pendidikan atau lingkungan, manusia biasanya menyadari dan melakukan yang terbaik demi anak didiknya. Namun, manusia kurang menyadari bagaimana cara membina agar faktor bawaan dan keturunan tersebut positif. Berikut ini akan penulis bahas mengenai cara pengembangan potensi fitrah dengan menyikapi atau merespon faktor bawaan atau hereditas manusia dan berdasarkan wahyu. Berdasarkan pengamatan penulis terdapat dua cara atau tahap pendidikan untuk memelihara atau melindungi hereditas, yaitu tahapan pra konsepsi, dan tahapan pra-natal. Pada kesempatan kali ini, penulis akan menerangkan satu per satu mengenai tahapan atau cara memelihara faktor hereditas tersebut secara garis besar. Tahapan pendidikan pra-konsepsi Tahapan pendidikan ini adalah upaya persiapan pendidikan yang dilakukan oleh seseorang semenjak ia mulai memilih dan atau mencari jodoh sampai pada saat terjadinya pembuahan dalam rahim seorang ibu. Dalam hal ini, perlu berbagai persiapan; yang pertama adalah memilih jodoh. Dalam memilih jodoh seseorang dianjurkan untuk memilih pasangan yang memungkinkan untuk diajak hidup berumah tangga, sebagaimana firman Allah dalam al-Qurโ€™an ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ูƒูุญููˆุง ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒูŽุงุชู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุคู’ู…ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽู„ูŽุฃูŽู…ูŽุฉูŒ ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุฉูŒ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู…ูู†ู’ ู…ูุดู’ุฑููƒูŽุฉู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฃูŽุนู’ุฌูŽุจูŽุชู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูู†ู’ูƒูุญููˆุง ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู†ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆุง ูˆูŽู„ูŽุนูŽุจู’ุฏูŒ ู…ูุคู’ู…ูู†ูŒ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู…ูู†ู’ ู…ูุดู’ุฑููƒู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฃูŽุนู’ุฌูŽุจูŽูƒูู…ู’ ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ูŠูŽุฏู’ุนููˆู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุฏู’ุนููˆ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉู ุจูุฅูุฐู’ู†ูู‡ู ูˆูŽูŠูุจูŽูŠู‘ูู†ู ุขูŽูŠูŽุงุชูู‡ู ู„ูู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู†ูŽ 221 Artinya Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. Ayat di atas memerintahkan agar seorang muslim jangan memilih istri wanita yang musyrik dan sebaliknya, karena itu akan membawa dampak di kemudian hari yang berkenaan dengan pendidikan anaknya. Disamping itu, dalam ayat lain juga disebutkan ูˆูŽุฃูŽู†ู’ูƒูุญููˆุง ุงู„ู’ุฃูŽูŠูŽุงู…ูŽู‰ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏููƒูู…ู’ ูˆูŽุฅูู…ูŽุงุฆููƒูู…ู’ ุฅูู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ููˆุง ููู‚ูŽุฑูŽุงุกูŽ ูŠูุบู’ู†ูู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ููŽุถู’ู„ูู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงุณูุนูŒ ุนูŽู„ููŠู…ูŒ32 Artinya Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak berkawin dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. al-Nur 32 Ayat di atas dapat diambil pemahaman, bahwa dalam menikah janganlah takut miskin, karena rizki itu adalah urusan Allah. Berbagai ayat di atas tadi akan menjadi terpadu, jika pemahamannya digabungkan dengan hadits berikut ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ุญูŽูƒููŠู…ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ุณูŽุนููŠุฏู ุนูŽู†ู’ ุนูุจูŽูŠู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ุณูŽุนููŠุฏู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู‡ู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูู†ู’ูƒูŽุญู ุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ู„ูุฃูŽุฑู’ุจูŽุนู ู„ูู…ูŽุงู„ูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูุญูŽุณูŽุจูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูุฌูŽู…ูŽุงู„ูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูุฏููŠู†ูู‡ูŽุง ููŽุงุธู’ููŽุฑู’ ุจูุฐูŽุงุชู ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู ุชูŽุฑูุจูŽุชู’ ูŠูŽุฏูŽุงูƒูŽ Artinya Wanita dinikahi karena 4 perkara, karena hartanya, nasabnya, cantiknya dan agamanya. Maka pilihlah yang mempunyai agama niscaya kamu akan beruntung. Dari hadits di atas dapat dipahami, bahwa dalam mencari jodoh seseorang itu hendaklah selektif, baik itu laki-laki maupun perempuan, karena semua itu menentukan pendidikan anak dimasa yang akan datang. Jadi, supaya anak yang lahir nanti seorang yang shaleh, maka laki-laki harus mencari seorang wanita yang shaleh sebagai pendamping hidupnya, sebaliknya seorang wanita yang shaleh juga harus mau mencari laki-laki yang shaleh juga. Tradisi ini, kalau menurut bahasanya para Kiai yaitu pemeliharaan nasab. Kedua, setelah mendapat jodoh, maka seseorang harus memberi istrinya tersebut makanan dan minuman serta rizki yang halal, karena apa yang dikonsumsi oleh keluarga juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap anak, baik fisik maupun mentalnya. Sebagaimana firman Allah ููŽูƒูู„ููˆุง ู…ูู…ู‘ูŽุง ุฑูŽุฒูŽู‚ูŽูƒูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุญูŽู„ูŽุงู„ู‹ุง ุทูŽูŠู‘ูุจู‹ุง ูˆูŽุงุดู’ูƒูุฑููˆุง ู†ูุนู’ู…ูŽุฉูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ุฅููŠู‘ูŽุงู‡ู ุชูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ูŽ 114 Artinya Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. al-Nahl/16 114 Ayat di atas memberikan pemahaman agar setiap orang muslim itu, makan makanan dan minuman juga mencari rizki yang halal, dan melarang umat Islam mencari rizki yang haram. Karena apabila sudah bercampur dengan darah, maka makanan atau apapun yang berbau haram akan senantiasa menimbulkan emosi yang negatif dan akan menjadikan pikiran manusia juga menjadi negatif. Di samping itu, hal itu akan mencegah seseorang naik ke maqam selanjutnya karena ia belum mampu membersihkan diri dari perkara yang tercela. Apabila keluarga diberi makanan dan minuman yang tidak halal, hal itu bisa berakibat negatif, terutama pada anak, terlebih lagi kalau yang dikasih rizki yang tidak halal itu istri yang sedang hamil. Jika istri sedang hamil, maka hendaknya suami menerapkan waraโ€™ untuk mencari rizki, supaya rizki yang dikonsumsi itu benar-benar halalan thayyiban. Ketiga, yaitu berdoa meminta anak yang shalih. Karena setiap doa, pastilah dikabulkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ููƒูู…ู ุงุฏู’ุนููˆู†ููŠ ุฃูŽุณู’ุชูŽุฌูุจู’ ู„ูŽูƒูู…ู’โ€ฆ Artinya Dan Tuhanmu berfirman โ€œBerdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. al-Muโ€™min/4060 Ayat di atas memerintahkan manusia untuk berdoa kepada Allah dan selalu memohon pertolongan kepadaNya. Karena menurut al-Thabari, maksud dari astajib lakum adalah โ€œaku akan mengabulkan dan mengampuni kamu sekalian dan juga mengasihi kamu sekalianโ€. Hal itu merupakan semangat bagi orang tua, agar orang tua senantiasa selalu berdoa untuk meminta anak yang shaleh dan pendidikan anaknya tersebut berhasil. Setelah pendidikan pra-konsepsi, maka selanjutnya selanjutnya akan penulis kemukakan cara mendidik anak ketika anak masih dalam kandungan agar hereditas bisa terwujud dengan baik dan sesuai dengan harapan orang tua. Pendidikan pre-natal adalah upaya persiapan pendidikan yang dilakukan oleh kedua orang tua pada saat anak masih dalam kandungan sang ibu. Dalam al-Qurโ€™an terdapat berbagai interaksi yang menunjukkan pendidikan pre-natal, yaitu pendidikan yang dilakukan oleh Hannah terhadap Maryam dan Zakariya terhadap Yahya. Pendidikan yang dilakukan Hannah terhadap Maryam terdapat dalam surah ali Imran ayat 33-37. Penulis akan menguraikan ayat tersebut satu persatu. ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุงุตู’ุทูŽููŽู‰ ุขูŽุฏูŽู…ูŽ ูˆูŽู†ููˆุญู‹ุง ูˆูŽุขูŽู„ูŽ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู…ูŽ ูˆูŽุขูŽู„ูŽ ุนูู…ู’ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ 33 ุฐูุฑู‘ููŠู‘ูŽุฉู‹ ุจูŽุนู’ุถูู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุถู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุณูŽู…ููŠุนูŒ ุนูŽู„ููŠู…ูŒ 34 Artinya Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat di masa mereka masing-masing. sebagai satu keturunan yang sebagiannya turunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ali Imran/2 33-34. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah melebihkan keluarga Adam, Nuh, Ibrahim dan Imran. Nabi-nabi tersebut dilebihkan karena mereka mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri, misalnya Adam, karena diciptakan pertama kali, dan lain sebagainya. Demikian juga keluarga Imran, diistimewakan dengan menurunkan Maryam yang akan melahirkan Isa. ุฅูุฐู’ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู ุนูู…ู’ุฑูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุฅูู†ู‘ููŠ ู†ูŽุฐูŽุฑู’ุชู ู„ูŽูƒูŽ ู…ูŽุง ูููŠ ุจูŽุทู’ู†ููŠ ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽุฑู‹ุง ููŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ู’ ู…ูู†ู‘ููŠ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู…ู 35 Artinya Ingatlah, ketika isteri Imran berkata โ€œYa Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis. Karena itu terimalah nazar itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.โ€ Ali Imran/235 Istri Imran dalam ayat ini maksudnya adalah Hannah bint Faqud. Menurut pendapat Muhammad ibn Ishaq. Hannah termasuk wanita yang mandul. Pada suatu hari Hannah melihat induk burung menyuapi makanan anaknya. Hal ini menyebabkan Hannah semakin kuat keinginannya untuk memiliki anak, lalu berdoa kepada Allah dan Allah mengabulkan doanya. Dalam masa hamilnya, ia bernadzar kepada Allah dengan ikhlas agar anaknya kelak menjadi orang yang memakmurkan bait al-Maqdis. Pada ayat inilah, tampak teknik pendidikan atau cara pembinaan anak yang isinya yaitu pendidikan pre-natal, yang berisi โ€œtentang upaya meminta anak saleh diantaranya melalui doa dan nazarโ€. Pendidikan pre-natal meyakini bahwa pembentukan anak sudah dipengaruhi sejak dalam kandungan. Kondisi emosional saat ibu mengandung juga mempengaruhi terhadap karakter anak. Pada saat ini doa dan nazar yang dilakukan Hannah terhadap Maryam tentunya memiliki peran yang signifikan, sehingga nantinya lahir menjadi generasi yang shalehah seperti Maryam. Doa yang dilakukan Hannah mengandung etika-etika berdoa, sebagaimana diuraikan Miftahul Huda, sebagai berikut Doa dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak mengenal putus asa. Nazar ditujukan untuk niatan yang baik, yaitu mendidik anaknya kelak dengan pendidikan agama sehingga taat dalam beragama. Doa dan nazar dilakukan dengan penuh keikhlasan bukan karena keadaannya yang mandul. ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ูˆูŽุถูŽุนูŽุชู’ู‡ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฑูŽุจู‘ู ุฅูู†ู‘ููŠ ูˆูŽุถูŽุนู’ุชูู‡ูŽุง ุฃูู†ู’ุซูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุจูู…ูŽุง ูˆูŽุถูŽุนูŽุชู’ ูˆูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุงู„ุฐู‘ูŽูƒูŽุฑู ูƒูŽุงู„ู’ุฃูู†ู’ุซูŽู‰ ูˆูŽุฅูู†ู‘ููŠ ุณูŽู…ู‘ูŽูŠู’ุชูู‡ูŽุง ู…ูŽุฑู’ูŠูŽู…ูŽ ูˆูŽุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูุนููŠุฐูู‡ูŽุง ุจููƒูŽ ูˆูŽุฐูุฑู‘ููŠู‘ูŽุชูŽู‡ูŽุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌููŠู…ู 36 ููŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽู‡ูŽุง ุฑูŽุจู‘ูู‡ูŽุง ุจูู‚ูŽุจููˆู„ู ุญูŽุณูŽู†ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุจูŽุชูŽู‡ูŽุง ู†ูŽุจูŽุงุชู‹ุง ุญูŽุณูŽู†ู‹ุง ูˆูŽูƒูŽูู‘ูŽู„ูŽู‡ูŽุง ุฒูŽูƒูŽุฑููŠู‘ูŽุง ูƒูู„ู‘ูŽู…ูŽุง ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุฒูŽูƒูŽุฑููŠู‘ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุญู’ุฑูŽุงุจูŽ ูˆูŽุฌูŽุฏูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ูŽุง ุฑูุฒู’ู‚ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ู…ูŽุฑู’ูŠูŽู…ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‰ ู„ูŽูƒู ู‡ูŽุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‡ููˆูŽ ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุฑู’ุฒูู‚ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุดูŽุงุกู ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุญูุณูŽุงุจู 37 Artinya Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata โ€œYa Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada pemeliharaan Engkau daripada syaitan yang terkutuk. Maka Tuhannya menerimanya sebagai nazar dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata โ€œHai Maryam dari mana kamu memperoleh makanan ini?โ€ Maryam menjawab โ€œMakanan itu dari sisi Allah.โ€ Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Ali Imran/2 36-37. Nazar Hannah pada ayat sebelumnya karena ia mempunyai asumsi bahwa anak yang dikandungnya adalah anak laki-laki. Ternyata setelah lahir, anak tersebut adalah wanita, sehingga ia berkata Ya Tuhan! Aku melahirkan anak wanita. Namun Allah lebih mengetahui apa yang ditakdirkannya walaupun secara fisik perempuan berbeda ketahanannya dalam beribadah kepada Allah dan memakmurkan bait al-Maqdis. Kemudian Hannah memberi nama anaknya tersebut dengan nama Maryam. Dan mendoakannya agar dilindungi dari godaan setan yang terkutuk. Sebenarnya dalam periode sudah masuk tahapan pendidikan post-natal. Kemudian Allah menerima nazar Hannah dan menjadikan Maryam sebagai wanita yang cantik. Disamping itu, Allah menjadikan Zakariya sebagai pemelihara Maryam dan menurut pendapat, Zakariya mengambilnya ketika masih kecil. Zakariya adalah suami saudari ibunya. Ketika menginjak dewasa, Maryam diberi karamah oleh Allah, yaitu mendapat buah-buahan yang tidak semestinya. Maryam dipelihara oleh Zakariya mempunyai tujuan agar Maryam mengadopsi dan mengambil ilmu dari Zakariya. Sedangkan mengenai tahapan pendidikan pre-natal yang dilakukan oleh Zakariya, penulis akan membahasnya secara global saja. Pendidikan pre-natal yang dilakukan Zakariya kepada Yahya, salah satunya tercantum dalam ayat 38-41. Berikut ini penjelasannya ู‡ูู†ูŽุงู„ููƒูŽ ุฏูŽุนูŽุง ุฒูŽูƒูŽุฑููŠู‘ูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ู ู‡ูŽุจู’ ู„ููŠ ู…ูู†ู’ ู„ูŽุฏูู†ู’ูƒูŽ ุฐูุฑู‘ููŠู‘ูŽุฉู‹ ุทูŽูŠู‘ูุจูŽุฉู‹ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุณูŽู…ููŠุนู ุงู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกู 38 ููŽู†ูŽุงุฏูŽุชู’ู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู‚ูŽุงุฆูู…ูŒ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูุญู’ุฑูŽุงุจู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูุจูŽุดู‘ูุฑููƒูŽ ุจููŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ู…ูุตูŽุฏู‘ูู‚ู‹ุง ุจููƒูŽู„ูู…ูŽุฉู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุณูŽูŠู‘ูุฏู‹ุง ูˆูŽุญูŽุตููˆุฑู‹ุง ูˆูŽู†ูŽุจููŠู‘ู‹ุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู†ูŽ 39 ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‰ ูŠูŽูƒููˆู†ู ู„ููŠ ุบูู„ูŽุงู…ูŒ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุจูŽู„ูŽุบูŽู†ููŠูŽ ุงู„ู’ูƒูุจูŽุฑู ูˆูŽุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุชููŠ ุนูŽุงู‚ูุฑูŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽูู’ุนูŽู„ู ู…ูŽุง ูŠูŽุดูŽุงุกู 40 ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ููŠ ุขูŽูŠูŽุฉู‹ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุขูŽูŠูŽุชููƒูŽ ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ุชููƒูŽู„ู‘ูู…ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉูŽ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฑูŽู…ู’ุฒู‹ุง ูˆูŽุงุฐู’ูƒูุฑู’ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽ ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุง ูˆูŽุณูŽุจู‘ูุญู’ ุจูุงู„ู’ุนูŽุดููŠู‘ู ูˆูŽุงู„ู’ุฅูุจู’ูƒูŽุงุฑู 41 Artinya Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata โ€œYa Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.โ€ Kemudian Malaikat Jibril memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab katanya โ€œSesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang puteramu Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri dari hawa nafsu dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.โ€ Zakariya berkata โ€œYa Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?.โ€ Berfirman Allah โ€œDemikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.โ€ Berkata Zakariya โ€œBerilah aku suatu tanda bahwa isteriku telah mengandung.โ€ Allah berfirman โ€œTandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.โ€ Ali-Imran/238-41 Pada kisah ini terjadi tahapan pendidikan pre-natal, yang dimulai dari Zakariya berdoa kepada Allah meskipun terkesan pro-aktif, dan disertai rasa pasrah, hal ini dikarenakan istrinya sudah tua dan mandul. Zakariya berdoa dengan arif kepada Allah dengan penuh harapan anugerah generasi atau anak saleh yang dapat mengajarkan rahasia-rahasia ketuhanan. Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat untuk memberitahu secara lisan kepada Zakariya yang dapat didengarnya ketika sedang shalat dan bermunajat kepada Allah. Isi pemberitahuan ini adalah Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang putramu bernama Yahya yang juga termasuk seorang Nabi. Zakariya sempat tercengang dan tidak percaya dengan keadaannya yang demikian tersebut dan juga istrinya yang sudah mandul dikaruniai seorang anak laki-laki yang saleh. Maka kemudian Zakariya meminta pertanda kepada Allah, bahwa istrinya telah mengandung anaknya. Selanjutnya adalah Allah memberikan pertanda dengan suatu tanda, yaitu ia tidak dapat berbicara kepada manusia dengan lisan dan harus memakai isyarat. Kemudian Allah memerintahkan Zakariya untuk memperbanyak berdzikir dan bertasbih kepada-Nya ketika pagi dan petang. Hal itu juga merupakan pendidikan pre-natal, karena dengan berdzikir dan senantiasa bertasbih kepada Allah, maka orang tersebut menjadi semakin dekat kepada-Nya. Dan Allah akan selalu mengabulkan doa-doa orang yang dekat dengan-Nya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkembangan kandungan. Faktor fisik ibu yang mengandung, meliputi kondisi fisik ibu mengandung, perawatan kesehatan selama mengandung, pemenuhan makanan bergizi, mengidap suatu penyakit berat, serta usia ibu waktu mengandung, semua ikut mempengaruhi anak yang bakal lahir. Faktor psikis ibu mengandung. Suasana emosional ibu waktu mengandung, susah, gelisah, mengalami tekanan berat, semua ini mengganggu kesehatan ibu sehingga menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan. Maka dari itu dalam Islam disarankan ketika seorang ibu hamil suka membaca al-Qurโ€™an, terlebih lagi surah Yusuf dan Surah Maryam. Itu semua mengindikasikan pendidikan anak selama dalam kandungan. Dari telaah di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang menginginkan mempunyai keturunan yang hereditasnya baik, hendaklah dimulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri. Mulai mendekatkan diri kepada sang khaliq agar kelak diberi dzurriyah thayyibah. Sementara itu ketika lahir ke dunia, bayi biasanya menangis. Hal itu mempunyai arti bahwa bayi tersebut takut, karena terjadinya perpindahan alam dari alam kandungan ke alam dunia. Dalam hal ini orang tua harus segera melakukan tindakan. Tindakan yang dilakukan tersebut juga merupakan tindakan pendidikan, yaitu dengan mengadzani dan mengiqamahi serta memberinya makanan manis juga mendoakannya. Itu semua bertujuan untuk mengembangkan fitrah yang ada pada anak tersebut menuju agama Islam, dan juga untuk mengenalkan kepada anak tersebut tentang dunia yang sedang ia jalani. Demikian sedikit pembahasan mengenai hereditas dan lingkungan dalam perspektif Islam. Penulis sengaja langsung mengambil dan membuat sendiri kaidahnya dari al-Qurโ€™an dan hadits, karena dari penelusuran referensi yang penulis lakukan, penulis hanya menemukan hereditas secara umum saja. Mestinya keilmuan ini dikembangkan dengan model induksi dan deduksi agar psikologi pendidikan Islam mampu eksis di tengah pergumulan pendidikan Islam. Karena selama ini, belum ada buku khusus yang membahas mengenai psikologi pendidikan Islam. Referensi Akhyak, Profil Pendidik Sukses Sebuah Formulasi dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Surabaya eLKAF, 2005. Al-Alusi, Shihab al-Din, Ruh al-Maโ€™ani fi Tafsir al-Qurโ€™an al-Adzim, juz 3, Mauqiu Al-Tafasir Dalam Software al-Maktabah al-Syamilah, 2005. al-Baghawi, Abu Muhammad Hasan ibn Masโ€™ud, Muโ€™alim al Tanzil juz 2, Dar Tayyibah lin Nasr Dalam Software al-Maktabah al-Syamilah, 2005. Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Ismaโ€™il, Shahih Bukhari juz 5, Mauqiโ€™u al-Islam dalam Software al-Maktabah al-Syamilah, 2005. Al-Ghazali, Abu Hamid, Bidayah al-Hidayah dalam Khawasyi Miraqil Ubudiyah, Semarang Toha Putra, tt. Al-Nasafi, Abdullah Ahmad ibn Mahmud, Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Taโ€™wil, juz 1, Maqiโ€™u al-Tafasir Dalam Sotfware al-Maktabah al-Syamilah, 2005. Al-Thabari, Ibn Jarir, Tafsir Jamiโ€™ al Bayan fi taโ€™wil al-Qurโ€™an, juz 20, Mauqiu Majmaโ€™ al-Mulk dalam Software al-Maktabah al-Syamilah, 2005. Ashraf, Ali, Horizon Baru Pendidikan Islam, terj. Sori Siregar, Jakarta Pustaka Firdaus, 1996. Aziz, Erwati, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003. Danim, Sudarwan, Khairil, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, Bandung Alfabeta, 2010. Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, Bandung PT RefikaAditama, 2009. Huda Miftahul, Interaksi Pendidikan 10 Cara Qurโ€™an Mendidik Anak, Malang UIN Malang Press, 2008. Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,terj. Isti Widayanti dan Soedjarwo,Jakarta Erlangga, 2000. Indayati, Retno, Ilmu Jiwa Perkembangan, Tulungagung Fakultas Tarbiyah, 1995. Katsir, Abu al-Fidaโ€™ Ibn, Tafsir al-Qurโ€™an Adzim, juz 2, Mauqiโ€™u al-Islam dalam Software al-Maktabah al-Syamilah, 2005. Majah, Ibn, Sunan Ibn Majah Juz 5, Mauqiu al-Hadits dalam Softwareal-Maktabah al-Syamilah, 2005. Makhluf, Louis, Kamus al- Munjid fi al-Lughah, Tp 1977. Maunah, Binti, Diktat Ilmu Pendidikan, Tulungagung Diktat Tidak diterbitkan, 2001. Nuryani, โ€œWawasan Keilmuan Islam Al-Ghazali Studi Analisa Pemikiran al-Ghazali dalam Kitab Bidayah al-Hidayahโ€, dalam Taโ€™allum Jurnal Pendidikan Islam,Vol. 28, Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta Cipta, 2002. Suryasubrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta Rajawali Pers, 1990. Suwaid, Muhammad, Tarbiyah Fi al-Atfal Mendidik Anak Bersama Nabi Panduan Lengkap Pendidikan Anak Disertai Teladan Kehidupan Para Salaf, terj. Salafuddin Abu Sayyid, Solo Pustaka Arafah, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung Remaja Rosdakarya, 2000. Tanzeh, Ahmad, โ€œPendidikan Islam Dalam Perspektif Filosof Muslimโ€, dalam Meniti Jalan Pendidikan Islam, ed, Akhyak, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2003. Tim Dosen IKIP, Pengantar Psikologi Umum, SurabayaUsaha Nasional, 1990. Yasin, A. Fatah, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang UIN Malang Press, 2008. SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT
Faktorfaktor yang mempengaruhi Profesionalisme Guru Ekonomi. Pasal 1 UU No. 14 tahun 2005 menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah yang
PengertianPsikologi Perkembangan. Psikologi berasal dari kata psyche dan logos yang berarti "jiwa" dan "ilmu". Dengan demikian psikologi dapat diartikan sebagai ilmu kejiwaan atau proses mental manusia. Sedangkan perkembangan mengacu pada serangkaian perubahan bertahap yang terjadi sebagai akibat dari proses pematangan dan pengalaman fruFIBC.
  • c0y5ukupyg.pages.dev/279
  • c0y5ukupyg.pages.dev/28
  • c0y5ukupyg.pages.dev/162
  • c0y5ukupyg.pages.dev/511
  • c0y5ukupyg.pages.dev/97
  • c0y5ukupyg.pages.dev/179
  • c0y5ukupyg.pages.dev/519
  • c0y5ukupyg.pages.dev/504
  • faktor pembawaan yang mempengaruhi ditentukan oleh